Sabtu, 22 Oktober 2011

ANTARA TAKDIR & KAMBING HITAM



Nggak ada yang maksa sampeyan untuk minum Es Mambo ketika sampeyan haus, di saat ada pilihan es Puter, es Doger maupun es Dung-dung. Sampeyan sendiri yang milih dengan sadar es mambo tersebut.
Nggak ada yang maksa sampeyan buat menzinahi si Denok Deblong atau mau menikahinya secara syah, karena ketika menentukan pilihan itu tak ada yang menghipnotis sampeyan, dan sampeyan memilihnya dengan penuh kesadaran.
“Lha lantas, pigimanakah dengan pengertian bahwa Jodoh itu ada di tangan Tuhan?” tanya Salah seorang single fighter yang penasaran.
Jawabannya mudah. Jawabannya ada di pertanyaan simbah berikut: “Apa sih yang tidak berada di tangan Tuhan?” Tidak hanya perjodohan coy…. Semuanya berada di bawah genggaman Tangan Tuhan. Bahkan ledakan supernova yang jauhnya berjuta tahun cahaya dari bimasakti, yang meledak di saat sampeyan semua ngowoh sampai klebus bantal sampeyan, itupun di Tangan Tuhan.
Simbah gak habis pikir, di saat ada pasangan selebritis dimana yang perempuan gak becus ngurus anak dan suami,lalu dicerai oleh suaminya, si perempuan masih saja bilang….
“Yah bagaimana lagi…memang bukan jodoh saya. Tuhan belum menghendaki perjodohan ini langgeng…”
Ha kok yang disalahkan malah Tuhan, sekaligus mengkambinghitamkan perjodohan. Ha genah jelas-jelas dia dicerai gara-gara kelakuan dia yang gak becus ngurus anak dan suami kok yang disalahkan Tuhan...hlaa dalahh...
Ada lagi suami yang rajin mendatangi Diskotek , Warung remeng-remeng, trus kalo pulang ke rumah kepalanya masih gedheg-gedheg alias geleng-geleng karena pengaruh narkoba. Kalo ditanya isterinya, selalu nggeleng…
“Mas, makan ya?” dijawab dengan geleng-geleng kepala.
“Mas, dipijitin ya?” dijawab dengan geleng-geleng lagi.
Lha kalo suaminya model begini ketanggor simbah, simbah akan tanya….
“Mas, tak jotosi gak marah kan…?” dijawab dengan gelengan. Pluuoookkk…!!
“Mas, tak bandemi gak mbales kan..?” geleng-geleng lagi. Bluugh…!!
"Mas tak slomot rokok ndakpapa to..? njawabe geleng2 lagi...Nyooss...!!!
Trus kalo sang isteri nggugat cerai, yang fair dong. Akui saja kalo si isteri nggugat cerai karena kelakuan cocakrowonya yang gak kenal puas itu. Jangan menyalahkan Tuhan, atau perjodohan yang di Tangan Tuhan itu.
Lain lagi dengan si miskin yang mengkambinghitamkan takdir. Dari pagi buta sampai senja rabun kerjaannya cuma udad-udud, eca-eco ala kere ayem. Kalo dinasehati dan disuruh kerja, jawabannya standart : “Rejeki itu di tangan Tuhan. Kalo jatah di lauhul mahfudz sono cuma sak iprit, ya percuma kerja keras. Dapetnya tetep saja sedikit. Tapi kalo memang jatahnya gedhe, meskipun saya nglekaran kayak gini tetep bisa sugeh.”
Dan ternyata dia gak sugeh-sugeh setelah prinsip dia itu dipegang hampir setengah abad.
Tak ada yang salah dengan kata-kata yang mereka gunakan sebagai alasan tersebut. Yang salah adalah, mereka memahaminya separo. Dalam ajaran yang utuh, benar diakui bahwa takdir ada yang mengatur. Mengatur disini bukan dalam artian diskenario sekehendak hati secara acakadut bin random. Tapi diatur dengan tertib yang baku dan ketat. Maka Allah selalu menggunakan kata-kata : “Barangsiapa begini,maka begini…. Barang siapa begitu,maka begitu…..”
Sementara otaknya si miskin ahli takdir dan rombongannya itu pinginnya “Barangsiapa begitu maka tidak begitu… barangsiapa begini,maka tidak begini..”
Berpuluh kali simbah mengalami jawaban dari embah-embah mambu lemah yang simbah ajak untuk sadar dan mau nglakoni ngibadah, “Oalah kang, lha kalo saya dapet hidayah dan sudah takdirnya, entar kan berangkat sendiri. Sampeyan gak usah repot-repot ngajaki saya.”
Tapi herannya, mereka itu kalo haus, bingung nyari minum. Dan kalo laper, bingung cari makan. Kok nggak diem aja di tempat, nunggu takdir kenyang sendiri. Mengapa begitu ya? BBM naik ikut marah, dipukul mbales, dihina tersinggung….. Harusnya kan diterima aja, ha wong sudah takdirnya. Dasar tidak fair……!!
Yang banyak dilupakan orang-orang model si miskin ahli takdir dan si “jodoh di Tangan Tuhan” itu adalah,bahwa Allah dan kanjeng Nabi memerintahkan kita untuk beramal. Gak usah mikir takdir, itu hal rumit yang sudah ditangani dengan sempurna oleh Allah. Gak usah kawatir Allah lalai atau lupa dan dholim mengatur takdir kita. Allah tidak seperti itu. Jadi beramalah, bekerjalah dan berbuatlah. Karena beramal,bekerja dan berbuat itu PERINTAH Allah dan Nabi-Nya. Jangan merisaukan hasil. Karena yang diminta adalah proses. Kita tak dimintai tanggung jawab atas hasil. Seluruh perintah dan larangan Allah adalah berkenaan dengan proses. Keberhasilan adalah kemauan menjalani proses yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar